Nah, di blog ku kali ini aku akan membahas tentang ketiga bencana tersebut. Dari mulai proses terjadinya, penyebab-penyebabnya dan sebagainya. Berikut penjelasannya
1. Banjir Bandang di Wasior, Papua
Kondisi terakhir bencana Banjir Bandang di Wasior Papua Barat yang mengakibatkan Korban mencapai 92 tewas. Sementara 84 jiwa diperkirakan hilang dan korban luka-luka mencapai 853 orang. bencana yang meluluhlantakkan semua inftrastruktur, termasuk gedung-gedung milik pemerintah. di beritakan, bahwa kondisi disana masih porak-poranda dan akses masuk masih sangat terbatas. ratusan warga kini mengungsi di lima lokasi, di antaranya di depan Bandara Wasior, di kantor bupati lama, dan tiga lokasi lainnya di Desa Manggurai.
Bantuan telah dikirimkan baik berupa uang tunai, sembako, pakaian dan barang-barang lainnya yang bermanfaat untuk saudara-saudari kita yang berada di Banjir bandang terjadi Senin 4 Oktober 2010 pagi akibat hujan lebat yang turun terus-menerus selama 6 jam di Kabupaten Teluk Wondama, Provinsi Papua Barat. Delapan kampung terendam banjir, yakni Kampung Wasior I dan II, Kampung Rado, Kampung Moru, Kampung Maniwak, Kampung Manggurai, Kampung Wondamawi dan Kampung Wondiboy
Kerugian akibat dari bencana ini diperkirakan mencapai ratusan milyaran.
2. Tsunami di Mentawai, Sumatera Barat

Sebelum saya menceritakan tentang bencana yang terjadi di Mentawai, saya akan menjelaskan tentang apa itu tsunami.
Tsunami ialah gelombang pasang yang tingginya mencapai 40 m. Kata tsunami berasal dari bahasa Jepang 津波; tsu = pelabuhan, nami = gelombang, secara harfiah berarti "ombak besar di pelabuhan" Peristiwa tsunami sebelumnya juga pernah terjadi di Indonesia tepatnya pada tanggal 26 Desember 2006. Peristiwa tersebut memakan banyak korban dan sangat memilukan hati. Tangisan para korban terdengar di penjuru daerah di Aceh. Air yang begitu derasnya alam sekejap mata menyapu segala sesuatu yang ada di hadapannya seakan-akan tidak peduli dengan keadaan. Dalam sekejap mata pula gedung-gedung yang menghiasi kota menjadi rata dengan tanah. Sampai kapan pun peristiwa ini tidak akan kita lupakan.s
Begitu juga dengan peristiwa yang terjadi di Mentawai, pada tanggal 25 oktober 2010, pukul 21.42 WIB. Gempa terjadi akibat patahan antara lempeng Hindia Australia dan Eurasia . Berdasarkan data National Geographic, Maret 2010, kawasan Padang dan sekitarnya memiliki risiko tsunami tertinggi di dunia.
Gempa yang diikuti tsunami di kepulauan Mentawai menelan banyak korban. Jumlah korbannya juga belu diketahui secara pasti tetapi dari data yang ada telah ditemukan ratusan korban yang tewas akan bencana ini. Korban akibat tsunami tersebut ternyata bukan hanya warga di sekitar tempat tersebut melainkan banyak warga asing juga, dan kabarnya ada sekitar sembilan orang peselancar yang ikut menjadi korban tsunami tersebut. Mereka dinyatakan hilang setelah kapal yang ditumpanginya itu diterjang gelombang pasang tsunami, saat kejadian tersebut para peselancar tersebut sedang berada di Mentawai untuk berselancar.
Gempa yang diikuti tsunami di kepulauan Mentawai menelan banyak korban. Jumlah korbannya juga belu diketahui secara pasti tetapi dari data yang ada telah ditemukan ratusan korban yang tewas akan bencana ini. Korban akibat tsunami tersebut ternyata bukan hanya warga di sekitar tempat tersebut melainkan banyak warga asing juga, dan kabarnya ada sekitar sembilan orang peselancar yang ikut menjadi korban tsunami tersebut. Mereka dinyatakan hilang setelah kapal yang ditumpanginya itu diterjang gelombang pasang tsunami, saat kejadian tersebut para peselancar tersebut sedang berada di Mentawai untuk berselancar.
Menurut kabar yang didapat dari korban yang selamat, dua kapal yang ditumpangi warga Australia itu berbenturan setelah diterjang gelombang tsunami sampai, sampai kedua kapal tersebut terbakar sampai penumpangnya hilang, dan sampai sejauh ini belum ada kabar tentang korban tersebut.
Dan yang memicu banyaknya jumlah korban yang tewas ialah kejadian ini terjadi pada malam hari di saat semua orang sudah tidur. Jadi ketika kejadian tersebut mereka langsung panik dan langsung keluar dari rumah mereka. Dan padahal peringatan sudah diberikan sebelumnya kepada para warga untuk mengungsi, tetapi sayangnya para warga tidak menghiraukan peringatan tersebut.
Dan menurut saksi mata tinggi gelombang mencapai 5-15 m melebihi pucuk pohon kelapa. Bantuan untuk korban gempa terus mengalir untuk korban bencana di Mentawai. Semoga orang yang menyumbang untuk para korban bencana alam mendapat ridha dari yang Maha Kuasa. Dan untuk saudara-saudari kita yang berada di sana agar selalu diberi ketabahan dan kekuatan dalam menghadapi cobaan ini.
3. Meletusnya Gunung Berapi di Yogyakarta
Gunung Merapi yang mempunyai ketinggian 2914 meter ini merupakan gunung berapi aktif dan paling berbahaya di Indonesia , walaupun demikian Gunung Merapi juga menawarkan panorama dan atraksi alam yang indah dan menakjubkan, termasuk dalam tipe gunung api strato. Secara geografis terletak di perbatasan Kabupaten Sleman (DIY), Kabupaten Magelang (Jateng), Kabupaten Boyolali (Jateng) dan Kabupaten Klaten (Jateng). Berjarak 30 Km ke arah utara Kota Yogyakarta, 27 Km ke arah Timur dari Kota Magelang, 20 Km ke arah barat dari Kota Boyolali dan 25 Km ke arah utara dari Kota Klaten.
Menurut Surono, Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, keberadaan magma Gunung Merapi tinggal 1 kilometer dari puncak. Tekanan itu menimbulkan deformasi (penggembungan) tubuh gunung yang setiap harinya mencapai 42 sentimeter. Sejak ditetapkan statusnya menjadi Waspada hingga Awas deformasi sudah lebih dari 2 meter.
Jumlah guguran lava sebelum 21 Oktober 2010 kurang dari 100 kejadian menjadi 194 kejadian pada 24 Oktober 2010. Meningkatnya jumlah guguran lava ini mengancam daerah di selatan hingga tenggara Merapi, yaitu Kabupaten Sleman dan Klaten, serta berpotensi menimbulkan awan panas.
Hal tersebut sangat meresahkan warga yang tinggal di dekat gunung Merapi tersebut. Dan kemudian banyak warga yang berbondong-bondong mengungsi ke tempat yang lebih aman. Tetapi walaupun banyak warga yang ingin mengungsi, banyak juga warga yang tidak mau meninggalkan tempat tinggal mereka. Walaupun mereka telah dibujuk oleh pemerintah untuk meninggalkan rumahnya, mereka tetap saja pada pendirian mereka. Salah satu warga yang tidak mau mengungsi ialah Juru kunci Gunung Merapi, Mbah Maridjan. Mbah Maridjan ialah seorang juru kunci Gunung Merapi yang akhirnya ditemukan telah meninggal dalam keadaan sedang sujud ketika Gunung Merapi meletus. Hala ini sangat membuat sedih, seharusnya korban jiwa masih bisa diminimalisasi tetapi karena ketidaktahuan akan ilmu pengetahuan sehingga masih banyak warga kita yang masih percaya akan hal-hal mistis.
Kembali ke topik permasalahan, Gunung Merapi meletus pada tanggal 26 Oktober 2010 dan meletus lagi pada tanggal 30 Oktober 2010. Letusan tersebut sangat besar. Ketika Gunung Merapi meletus terdapat banyak material yang dikeluarkan yaitu leleran lava pijar, diikuti dengan awan panas atau biasa disebut wedhus gembel, Abu, debu, dan sebagainya.
Selasa (26/10/2010) petang dan Sabtu (30/10/2010) dini hari lalu, dalam terminologi Jawa adalah tetenger (tanda) baru. Merapi benar-benar meletus dalam arti sebenarnya: ada ledakan, ada semburan abu vulkanik, serta hujan pasir dan kerikil. Bahkan, pada letusan kedua, hujan abu vulkanik mengguyur kawasan sebagian Kabupaten Sleman, Kota Yogyakarta, Kulon Progo, hingga Bantul (Pantai Parangtritis) yang berjarak sekitar 80 kilometer di selatan Merapi.
Kepala Badan Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK) Badan Geologi Subandriyo menambahkan, berdasarkan data sementara, kandungan silika pada magma (jika keluar ke permukaan disebut lava) Merapi mencapai 57 persen, yang artinya cenderung asam.
Akibatnya, magma mengental dan kaya gas. Kondisi itulah yang membuat letusan cenderung eksplosif. "Biasanya, kandungan silika Merapi hanya 52-54 persen," ujar Subandriyo. Belum diketahui penyebab peningkatan kandungan silika tersebut.
Meski cukup besar, menurut Subandriyo, kekuatan letusan kedua sekitar separuh letusan pertama, 26 Oktober lalu. Salah satu parameternya, durasi awan panas terlama 22 menit, masih di bawah letusan 26 Oktober yang disusul dua awan panas besar yang masing-masing berdurasi 33 menit.
Kepala Badan Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK) Badan Geologi Subandriyo menambahkan, berdasarkan data sementara, kandungan silika pada magma (jika keluar ke permukaan disebut lava) Merapi mencapai 57 persen, yang artinya cenderung asam.
Akibatnya, magma mengental dan kaya gas. Kondisi itulah yang membuat letusan cenderung eksplosif. "Biasanya, kandungan silika Merapi hanya 52-54 persen," ujar Subandriyo. Belum diketahui penyebab peningkatan kandungan silika tersebut.
Meski cukup besar, menurut Subandriyo, kekuatan letusan kedua sekitar separuh letusan pertama, 26 Oktober lalu. Salah satu parameternya, durasi awan panas terlama 22 menit, masih di bawah letusan 26 Oktober yang disusul dua awan panas besar yang masing-masing berdurasi 33 menit.

Peristiwa Meletusnya Gunung Berapi memang dapat memberikan dampak negative dan dampak yang positif bagi kehidupan manusia.
Dampak negatifnya ialah :
1. Memakan korban jiwa
2. Para penduduk yang tinggal di daerah sekitar dapat kehilangan tempat tinggal mereka.
3. Menimbulkan banjir lahar dingin
4. Menimbulkan hujan abu yang dapat menutupi jalan dan pemukiman warga.
Sedangkan dampak positif ialah :
1. Akan timbul sumber air panas yang dapat digunakan sebagai tempat pariwisata
2. Timbulnya sumber mineral
3. Tanah yang berada di sekitar gunung menjadi subur sehingga dapat digunakan untuk daerah pertanian
4. Di sekitar daerah gunung tersebut akan menghasilkan tenaga panas bumi yang dapat diubah menjadi tenaga listrik sehingga bisa menjadi sumber energi.
Selain saya menceritakan tiga bencana yang telah terjadi pada bulan lalu, saya akan menambahkan sedikit tentang tingkatan-tingkatan isyarat gunung berapi di Indonesia dan tipe-tipe letusan gunung api di Indonesia .
Berikut merupakan tabel dari tingkatan-tingkatan isyarat gunung berapi di Indonesia .
Tingkat isyarat gunung berapi di Indonesia | ||
Status | Makna | Tindakan |
AWAS | ||
SIAGA | ||
WASPADA | ||
Dan berikut merupakan tipe-tipe letusan gunung api di Indonesia .
a. Tipe Hawaii
Dicirikan dengan lava yang cair dan tipis. Dalam perkembangannya membentuk tipe gunung api Perisai. Contoh : Gunung api di kepulauan Hawaii yaitu Kilauea, Mauna Loa, dan Mauna Kea .
b. Tipe Stromboli
Bercirikan magmanya sangat cair ke arah permukaan yang sering dijumpai letusan pendek yang disertai ledakan. Tekanan tipe gas Stromboli ini rendah.
c. Tipe Vulkano
Cirri dari tipe ini ialah pembentukan awan dan debu yang berbentuk bunga kol. Contoh dari tipe ini yaitu Gunung Vesuvius, Gunung Etna, Gunung Bromo, Gunung Raung.
d. Tipe Merapi
Dicirikan dengan lavanya yang cair, kental, dapur magma yang relative dangkal, dan tekanan gas yang agak rendah. Dna akan terbentuk awan panas yang biasanya disebut dengan “wedhus gembel”. Contoh dari tipe ini ialah Gunung Merapi.
e. Tipe Pelee
Cirri khas dari tipe ini adalah peletusan gas ke arah mendatar.
f. Tipe Vincent
Cirri khasnya adalah lavanya agak kental dan bertekanan gas menengah. Contoh dari tipe ini ialh Gunung Kelud
g. Tipe Perret atau Tipe Plinian
Dicirikan dengan tekanan gas yang sangat kuat dan lavanya yang cair. Contohnya ialah Gunung Krakatau yang meletus pada tahun 1883.